Minggu, 24 April 2011

PENGANTAR BISNIS

PERSONALIA

Pemanfaatan Sumber Tenaga Kerja Dan Kompensasi

Organisasi
 merupakan wahana untuk mencapai tujuan.Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik,diperlakukan fungsi-fungsi. Fungsi adalah tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain.
Macam/ Jenis Personalia
Sesuai dengan funsinya, pada dasarnya didalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja,yakni:
  1. Tenaga Eksekutif: tugasnya mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen.
  2. Tenaga Operatif: merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Ditinjau dari kemampuannya digolongkan menjadi 3 yaitu:
  1. Tenaga trampil (skilled labor)
  2. Tenaga setengah(semi skilled labor)
  3. Tenaga tidak terampil(unskilled labor)
Sumber Tenaga Kerja
  1. Dari dalam perusahaan. Cara ini yang terbaik, terutama bagi perusahaan yang organisasi penalianya sudah teratur, karena dapat dipilih tenaga kerja yang baik.
  2. Teman-teman para karyawan. Penetapan ini digunakan, dengan anggapan bahwa, karyawan tersebut sudah mengetahui kualifikasinya, maka calon akan sesuai.
  3. Lembaga Penempatan Lembaga Kerja. Kantor Penetapan Tenaga Kerja bertugas menyalurkan tenaga kerja yang belum sempat memperoleh pekerjaan.
  4. Lembaga Pendidikan. Dapat dilakukan dua cara yaitu memberikan bea siswa dan meminta langsung kepada lembaga pendidikan tersebut.
  5. Masyarakat Umum. Dilaksanakan dengan cara memasang iklan, Cara ini umumnya biayanya sangat besar.
Seleksi Tenaga Kerja
  1. 1. Penentuan Jenis Tenaga Kerja
    Yang meliputi penentuan prasyarat yang harus dipenuhi antara lain:
    a. Batas minimummaksimum usia
    b. Pendidikan minimal yang dimiliki
    c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh
    d. Bidang keahlian yang dimiliki
    e. Ketrampilan lain yang dimiliki
    f. Pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
  1. 2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
    Penentuan jumlah tenaga kerja, meliputi 2 hal pokok, yakni:
  1. Analisa beban kerja: peramalan penjualan,penyusunan jadwal kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang.
  2. Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.
  1. 3. Proses seleksi
    Langkah berikut adalah mengadakan seleksi yang pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
    a. Pengisian formulir
    b. Wawancara pendahuluan
    c. Psycho-test bertujuan untuk menguji sikap dan kepribadian seseorang.
    d. Wawancara lanjutan
    e. Pengujian referensi
    f. Pengujian kesehatan
    g. Masa orientasi
Pengembangan Karyawan
Bertujuan agar:
1. Tingkat produktivitas bertambah
2. Mengurangi tingkat kecelakaan
3. Mengurangi besarnya scrap(kerusakan hasil)
4. Meningkatkan gairah kerja
Pada dasarnya, terdapat dua metode pengembangan karyawan, yakni:
1. Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri
2. Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain
Kompensasi
Imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam masalah pengupahan ini, terdapat tiga macam teori upah ekonomi yakni:
1. Teori pasar
2. Teori standard hidup
3. Teori kemampuan untuk membayar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
4. Situasi laba perusahaan
5. Peraturan Pemerintah
Metode Pengupahan
Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan:
1. Upah langsung
2. Gaji
3. Upah satuan
4. Komisi
5. Premi shift kerja
6. Tunjangan tambahan
Upah Insentif
Maksud dari upah insentif adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif. Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah:
1. Harus menunjukan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka
2. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak
3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah
Macam-macam Bentuk Upah Insentif
1. Full Participation Plan, upah insentif dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka dapat menghasilkan produksi tambahan.
2. Group Insentif Plan, diberikan bila mereka terbukti dapat menunjukkan hasil yang menguntungkan.
Hubungan Perburuhan
Karyawan adalah manusia, yang hak asasinya harus dilindungi. Oleh karena itu di Indonesia diciptakan satu bentuk hubungan antara karyawan dan manajemen yang dikenal dengan hubungan perburuhan Pancasila. Bilamana terjadi adanya ketidak-kesepakatan antara buruh dan manajemen buruh mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:
  1. Boikot, pemboikotan dapat dilakukan oleh buruh.
  2. Pemogokan, cara yang ditempuh oleh buruh, dengan berhenti bekerja, baik dalam waktu singkat, sehingga menurunkan kondisi perekonomian perusahaan.
  3. Penghasutan, cara ini biasanya dilakukan untuk mencegah orang lain menjalankan tugas atau mengajak orang lain untuk ikut mogok.
  4. Memperlambat kerja, memperlambat kerja ini dapat dilakukan oleh karyawan dengan cara mengurangi tingkat produktivitas mereka.
Perjanjian Kerja Bersama
Materi-materi buruh, yang dapat dicantumkan ke dalam perjanjian kerja bersama antara lain.
1. Besarnya gaji yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima.
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja.

Kewajiban Buruh

1. Datang bekerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktifitas
Hak Pengusaha
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati
2. Hak memberi promosi dan devusu kepada karyawan
3. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
Kewajiban Pengusaha

1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama
2. Memperlakukan semua karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
Macam-macam Perjanjian Kerja
Pada dasarnya terdapat tiga macam perjanjian kerja bersama yaitu:
1. Closed shop agreement
2. Union shop agreement
3. Open shop agreement
Konflik dalam Hubungan Kerja
Beberapa tahap penyeselesaian konflik:
  1. Diselesaikan oleh mandor sebagai wakil perusahaan, bersama dengan wakil buruh dalam bagian itu.
  2. Bilamana dengan cara penyelesaian pertama tersebut mengalami kemacetan, mala masalah tersebut diselesaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
  3. Apabila masih terjadi kemacetan masalah ini diselesaikan pada tingkat lebih tinggi lagi.
  4. Apabila masih belum juga terselesaikan, masalah tersebut di bawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan wakil buruh dengan penengah.
  5. Apabila masih belum juga dapat diselesaikan, maka penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh Dewan Arbitrasi.
Perantara Dalam Pemecahan Konflik
Terdapat 3 macam cara pemecahan konflik dengan menggunakan perantara, yakni:
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrasi
Macam-macam Arbitrasi
1. Arbitrasi sukarela
2. Arbitrasi paksaan
3. Arbitrasi otomatis
Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Lembaga bipartite bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Lembaga tripartite bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah merupakan tanggung jawab buruh, pengusaha, dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah.
Mencegah Konflik
Cara-cara yang ditempuh :
1. Melaksanakan lembaga keluhan dengan baik.
2. Mengadakan survey gairah kerja secara rutin.
3. Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan.
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan.

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

Pengertian Produksi

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapakan akan memperoleh laba untuk para pemilik. Produktifitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber(jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energy dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah:
1. Keputusan yang berhubungan dengan disain dari system produksi manufaktur.
2. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian system tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan desain sistem produksi yaitu:
1. Disain produksi dari barang yang diproses
2. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
3. Disain tugas
4. Lokasi dari fasilitas produksi
5. Layout dari fasilitas tersebut
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan proses pengolahan ada 3 macam yaitu:
1. Sifat Proses Produksi
  1. Proses ekstraktif adalah proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
  2. Proses analitik adalah proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang menyerupai bentuk aslinya.
  3. Proses fabrikasi disebut juga proses pengubahan yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
  4. Proses sintetik adalah metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
2. Jangka Waktu Produksi
  1. Proses terus-menerus artinya memerlukan waktu lama untuk mempersiapkan mesin dan peralatan.
  2. Proses terputus-putus artinya terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin-mesin beroperasi dengan mengambil beberapa kali berhenti.
3. Sifat Produk
  1. Produksi standard yaitu produksi barang-barang yang sering dilakukan produsen. Penggunaan produksi standart ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk1. Memelihara sejumlah persedian
    2. Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
    3. Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian dan sebagainya.
    4. Produksi pesanan
  2. Produksi pesanan, muncul bila para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan.
Kegiatan Produksi
Masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah:
1. Perencanaan produksi
2. Organisasi produksi
3. Pengendalian produksi
4. Pemeliharaan peralatan
5. Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang atau jasa sesuai kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
1. Jenis barang yang akan dibuat
2. Jumlah barang yang akan dibuat
3. Cara pembuatan
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu:
  1. Tahap pertama, penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
  2. Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat.
  3. Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
  4. Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntunan kualitas dan mesin, peralatan yang tersedia.
Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi. Pengendalian produksi adalah serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu:
  1. Order control, digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
  2. Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediann dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang.
Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
Tahap-tahap atau fungsi dalam pengendalian ada empat yaitu:
  1. Perencanaan, diperlukan adanya kartu material yang memuat komponen-komponen jadi, atau komponen yang akan diproses lagi atau disebut order.
  2. Routing, usaha untuk menentukan urutan proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
  3. Scheduling, menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
  4. Dispatching, surat yang berisi wewenang melakukan kegiatan produksi, surat ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam dispatch sheet.Memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti:
    1. Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya
    2. Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
    3. Mesin dan perlatan yang harus dipakai
    4. Petugas yang harus mengerjakan Kapan harus dimulai dan selesai
    5. Kepada siapa barang tersebut dijual
Analisis jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian. Konsep dasarnya adalah
1. Jaringan kerja (Network)
Merupakan aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan.
1. Jalur Kritis (Ctitical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian karena beberapa hal :
  1. Jalur kritis menyoroti aktivitas – aktivitas yang harus dilakukan dengan cepat, bila mana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
  2. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
  3. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Aktivitas Semu (Dummy)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
  1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.
  2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistic dalam menentukan perkiraan waktu.
  3. MJK merupakan model perencanaan static dan bukunya alat control yang dinamik.
Program Evalution and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi kelemahan konsep MJK kita dapat memasukkan beberapa hal seperti:
  1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
  2. Gagasan analisis untuk memperkirakan standart penyimpanan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
  3. Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik: model tersebut terkenal dengan Program Evaluation and Riview Technique(PERT).
Di dalam PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu:
  1. Waktu yang paling optimis merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar.
  2. Waktu yang paling pesimis merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
  3. Waktu normal merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.
Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut dihitung waktu yang diharapkan (Wh) dengan rumus :
Wh = (Wo + 4 Wn + Wp) : 6
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti:
1. Resiko hilang dan rusak
2. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
3. Resiko using
4. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah pemesanaan yang ekonomis diperbaruhi oleh empat faktor yaitu:
1. Jumlah kebutuhan bahan baku pertahun
2. Biaya pemesanan
3. Biaya penyimpanan
4. Harga bahan baku
Pemeliharaan Peralatan
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
  1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
  2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
  3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga meyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
  4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
  5. Menimbulakan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
  1. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen. Keuntungan cara desentralisasi antara lain:
    1. Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteritis alat-alat yang harus mereka pakai.
    2. Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mngerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai.
    3. Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil.
Kelemahannya:
  1. Fleksibilitas sangat rendah
  2. Terdapatnya duplikasi tenga kerja
  3. Sentralisasi
    Keuntungannya :
    1. Tidak terdapat duplikasi alat-alat dan tenaga kerja dan persediaan suku cadang.
    2. Fleksibilitas yang tinggi.
Pengawasan kualitas dan Inspeksi
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntunan pasar.
2. Tahap penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntunan pasar.
3. Tahap pembuatan, pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi.
4. Tahap penggunaan di lapangan, dimana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir.
Bagan pengawasan dibagi dalam dua kategori:
1. Penyimpanan-penyimpanan yang tidak dapat ditentukan
2. Penyimpanan-penyimpanan yang dapat ditentukan
Lokasi dan Layout Pabrik
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru yaitu:
1. Dekat dengan pasar
2. Dekat dengan bahan baku
3. Ongkos transportasi
4. Penyediaan tenaga kerja
Cara Penentuan Lokasi Pabrik
1. Cara Kualitatif
Cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternative lokasi.
2. Cara Kuantitatif, ada dua cara yaitu :
a. Cara yang sederhana
Merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan dengan cara memberikan nilai pada masing-masing kriteria.
b. Cara yang komplek
Menggunakan rumus matematika dan menggunakan model tertentu. Layout fasilitas Produksi Merupakan pengaturan dan penempatan alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi. Tujuannya adalah:
1. Untuk meminimumkan biaya pengankutan dan penanganan
2. Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan
3. Untuk mendapatkan penggunaan ruang secara efisien.
Layout Fasilitas Produksi
Layout dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Process Layout, merupakan penyusunan fasilitas produksi dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu.
2. Product Layout, merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan produck layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat barikut:
a. Penyediaan material yang ajeg.
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen dapat saling ditukarkan.

PENGANTAR BISNIS

PERSONALIA

Pemanfaatan Sumber Tenaga Kerja Dan Kompensasi

Organisasi
 merupakan wahana untuk mencapai tujuan.Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik,diperlakukan fungsi-fungsi. Fungsi adalah tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain.
Macam/ Jenis Personalia
Sesuai dengan funsinya, pada dasarnya didalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja,yakni:
  1. Tenaga Eksekutif: tugasnya mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen.
  2. Tenaga Operatif: merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Ditinjau dari kemampuannya digolongkan menjadi 3 yaitu:
  1. Tenaga trampil (skilled labor)
  2. Tenaga setengah(semi skilled labor)
  3. Tenaga tidak terampil(unskilled labor)
Sumber Tenaga Kerja
  1. Dari dalam perusahaan. Cara ini yang terbaik, terutama bagi perusahaan yang organisasi penalianya sudah teratur, karena dapat dipilih tenaga kerja yang baik.
  2. Teman-teman para karyawan. Penetapan ini digunakan, dengan anggapan bahwa, karyawan tersebut sudah mengetahui kualifikasinya, maka calon akan sesuai.
  3. Lembaga Penempatan Lembaga Kerja. Kantor Penetapan Tenaga Kerja bertugas menyalurkan tenaga kerja yang belum sempat memperoleh pekerjaan.
  4. Lembaga Pendidikan. Dapat dilakukan dua cara yaitu memberikan bea siswa dan meminta langsung kepada lembaga pendidikan tersebut.
  5. Masyarakat Umum. Dilaksanakan dengan cara memasang iklan, Cara ini umumnya biayanya sangat besar.
Seleksi Tenaga Kerja
  1. 1. Penentuan Jenis Tenaga Kerja
    Yang meliputi penentuan prasyarat yang harus dipenuhi antara lain:
    a. Batas minimummaksimum usia
    b. Pendidikan minimal yang dimiliki
    c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh
    d. Bidang keahlian yang dimiliki
    e. Ketrampilan lain yang dimiliki
    f. Pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
  1. 2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
    Penentuan jumlah tenaga kerja, meliputi 2 hal pokok, yakni:
  1. Analisa beban kerja: peramalan penjualan,penyusunan jadwal kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang.
  2. Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.
  1. 3. Proses seleksi
    Langkah berikut adalah mengadakan seleksi yang pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
    a. Pengisian formulir
    b. Wawancara pendahuluan
    c. Psycho-test bertujuan untuk menguji sikap dan kepribadian seseorang.
    d. Wawancara lanjutan
    e. Pengujian referensi
    f. Pengujian kesehatan
    g. Masa orientasi
Pengembangan Karyawan
Bertujuan agar:
1. Tingkat produktivitas bertambah
2. Mengurangi tingkat kecelakaan
3. Mengurangi besarnya scrap(kerusakan hasil)
4. Meningkatkan gairah kerja
Pada dasarnya, terdapat dua metode pengembangan karyawan, yakni:
1. Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri
2. Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain
Kompensasi
Imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam masalah pengupahan ini, terdapat tiga macam teori upah ekonomi yakni:
1. Teori pasar
2. Teori standard hidup
3. Teori kemampuan untuk membayar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
4. Situasi laba perusahaan
5. Peraturan Pemerintah
Metode Pengupahan
Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan:
1. Upah langsung
2. Gaji
3. Upah satuan
4. Komisi
5. Premi shift kerja
6. Tunjangan tambahan
Upah Insentif
Maksud dari upah insentif adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif. Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah:
1. Harus menunjukan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka
2. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak
3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah
Macam-macam Bentuk Upah Insentif
1. Full Participation Plan, upah insentif dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka dapat menghasilkan produksi tambahan.
2. Group Insentif Plan, diberikan bila mereka terbukti dapat menunjukkan hasil yang menguntungkan.
Hubungan Perburuhan
Karyawan adalah manusia, yang hak asasinya harus dilindungi. Oleh karena itu di Indonesia diciptakan satu bentuk hubungan antara karyawan dan manajemen yang dikenal dengan hubungan perburuhan Pancasila. Bilamana terjadi adanya ketidak-kesepakatan antara buruh dan manajemen buruh mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:
  1. Boikot, pemboikotan dapat dilakukan oleh buruh.
  2. Pemogokan, cara yang ditempuh oleh buruh, dengan berhenti bekerja, baik dalam waktu singkat, sehingga menurunkan kondisi perekonomian perusahaan.
  3. Penghasutan, cara ini biasanya dilakukan untuk mencegah orang lain menjalankan tugas atau mengajak orang lain untuk ikut mogok.
  4. Memperlambat kerja, memperlambat kerja ini dapat dilakukan oleh karyawan dengan cara mengurangi tingkat produktivitas mereka.
Perjanjian Kerja Bersama
Materi-materi buruh, yang dapat dicantumkan ke dalam perjanjian kerja bersama antara lain.
1. Besarnya gaji yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima.
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja.

Kewajiban Buruh

1. Datang bekerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktifitas
Hak Pengusaha
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati
2. Hak memberi promosi dan devusu kepada karyawan
3. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
Kewajiban Pengusaha

1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama
2. Memperlakukan semua karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
Macam-macam Perjanjian Kerja
Pada dasarnya terdapat tiga macam perjanjian kerja bersama yaitu:
1. Closed shop agreement
2. Union shop agreement
3. Open shop agreement
Konflik dalam Hubungan Kerja
Beberapa tahap penyeselesaian konflik:
  1. Diselesaikan oleh mandor sebagai wakil perusahaan, bersama dengan wakil buruh dalam bagian itu.
  2. Bilamana dengan cara penyelesaian pertama tersebut mengalami kemacetan, mala masalah tersebut diselesaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
  3. Apabila masih terjadi kemacetan masalah ini diselesaikan pada tingkat lebih tinggi lagi.
  4. Apabila masih belum juga terselesaikan, masalah tersebut di bawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan wakil buruh dengan penengah.
  5. Apabila masih belum juga dapat diselesaikan, maka penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh Dewan Arbitrasi.
Perantara Dalam Pemecahan Konflik
Terdapat 3 macam cara pemecahan konflik dengan menggunakan perantara, yakni:
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrasi
Macam-macam Arbitrasi
1. Arbitrasi sukarela
2. Arbitrasi paksaan
3. Arbitrasi otomatis
Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Lembaga bipartite bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Lembaga tripartite bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah merupakan tanggung jawab buruh, pengusaha, dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah.
Mencegah Konflik
Cara-cara yang ditempuh :
1. Melaksanakan lembaga keluhan dengan baik.
2. Mengadakan survey gairah kerja secara rutin.
3. Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan.
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan.

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

Pengertian Produksi

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapakan akan memperoleh laba untuk para pemilik. Produktifitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber(jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energy dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah:
1. Keputusan yang berhubungan dengan disain dari system produksi manufaktur.
2. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian system tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan desain sistem produksi yaitu:
1. Disain produksi dari barang yang diproses
2. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
3. Disain tugas
4. Lokasi dari fasilitas produksi
5. Layout dari fasilitas tersebut
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan proses pengolahan ada 3 macam yaitu:
1. Sifat Proses Produksi
  1. Proses ekstraktif adalah proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
  2. Proses analitik adalah proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang menyerupai bentuk aslinya.
  3. Proses fabrikasi disebut juga proses pengubahan yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
  4. Proses sintetik adalah metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
2. Jangka Waktu Produksi
  1. Proses terus-menerus artinya memerlukan waktu lama untuk mempersiapkan mesin dan peralatan.
  2. Proses terputus-putus artinya terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin-mesin beroperasi dengan mengambil beberapa kali berhenti.
3. Sifat Produk
  1. Produksi standard yaitu produksi barang-barang yang sering dilakukan produsen. Penggunaan produksi standart ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk1. Memelihara sejumlah persedian
    2. Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
    3. Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian dan sebagainya.
    4. Produksi pesanan
  2. Produksi pesanan, muncul bila para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan.
Kegiatan Produksi
Masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah:
1. Perencanaan produksi
2. Organisasi produksi
3. Pengendalian produksi
4. Pemeliharaan peralatan
5. Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang atau jasa sesuai kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
1. Jenis barang yang akan dibuat
2. Jumlah barang yang akan dibuat
3. Cara pembuatan
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu:
  1. Tahap pertama, penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
  2. Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat.
  3. Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
  4. Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntunan kualitas dan mesin, peralatan yang tersedia.
Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi. Pengendalian produksi adalah serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu:
  1. Order control, digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
  2. Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediann dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang.
Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
Tahap-tahap atau fungsi dalam pengendalian ada empat yaitu:
  1. Perencanaan, diperlukan adanya kartu material yang memuat komponen-komponen jadi, atau komponen yang akan diproses lagi atau disebut order.
  2. Routing, usaha untuk menentukan urutan proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
  3. Scheduling, menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
  4. Dispatching, surat yang berisi wewenang melakukan kegiatan produksi, surat ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam dispatch sheet.Memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti:
    1. Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya
    2. Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
    3. Mesin dan perlatan yang harus dipakai
    4. Petugas yang harus mengerjakan Kapan harus dimulai dan selesai
    5. Kepada siapa barang tersebut dijual
Analisis jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian. Konsep dasarnya adalah
1. Jaringan kerja (Network)
Merupakan aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan.
1. Jalur Kritis (Ctitical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian karena beberapa hal :
  1. Jalur kritis menyoroti aktivitas – aktivitas yang harus dilakukan dengan cepat, bila mana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
  2. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
  3. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Aktivitas Semu (Dummy)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
  1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.
  2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistic dalam menentukan perkiraan waktu.
  3. MJK merupakan model perencanaan static dan bukunya alat control yang dinamik.
Program Evalution and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi kelemahan konsep MJK kita dapat memasukkan beberapa hal seperti:
  1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
  2. Gagasan analisis untuk memperkirakan standart penyimpanan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
  3. Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik: model tersebut terkenal dengan Program Evaluation and Riview Technique(PERT).
Di dalam PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu:
  1. Waktu yang paling optimis merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar.
  2. Waktu yang paling pesimis merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
  3. Waktu normal merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.
Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut dihitung waktu yang diharapkan (Wh) dengan rumus :
Wh = (Wo + 4 Wn + Wp) : 6
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti:
1. Resiko hilang dan rusak
2. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
3. Resiko using
4. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah pemesanaan yang ekonomis diperbaruhi oleh empat faktor yaitu:
1. Jumlah kebutuhan bahan baku pertahun
2. Biaya pemesanan
3. Biaya penyimpanan
4. Harga bahan baku
Pemeliharaan Peralatan
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
  1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
  2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
  3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga meyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
  4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
  5. Menimbulakan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
  1. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen. Keuntungan cara desentralisasi antara lain:
    1. Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteritis alat-alat yang harus mereka pakai.
    2. Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mngerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai.
    3. Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil.
Kelemahannya:
  1. Fleksibilitas sangat rendah
  2. Terdapatnya duplikasi tenga kerja
  3. Sentralisasi
    Keuntungannya :
    1. Tidak terdapat duplikasi alat-alat dan tenaga kerja dan persediaan suku cadang.
    2. Fleksibilitas yang tinggi.
Pengawasan kualitas dan Inspeksi
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntunan pasar.
2. Tahap penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntunan pasar.
3. Tahap pembuatan, pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi.
4. Tahap penggunaan di lapangan, dimana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir.
Bagan pengawasan dibagi dalam dua kategori:
1. Penyimpanan-penyimpanan yang tidak dapat ditentukan
2. Penyimpanan-penyimpanan yang dapat ditentukan
Lokasi dan Layout Pabrik
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru yaitu:
1. Dekat dengan pasar
2. Dekat dengan bahan baku
3. Ongkos transportasi
4. Penyediaan tenaga kerja
Cara Penentuan Lokasi Pabrik
1. Cara Kualitatif
Cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternative lokasi.
2. Cara Kuantitatif, ada dua cara yaitu :
a. Cara yang sederhana
Merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan dengan cara memberikan nilai pada masing-masing kriteria.
b. Cara yang komplek
Menggunakan rumus matematika dan menggunakan model tertentu. Layout fasilitas Produksi Merupakan pengaturan dan penempatan alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi. Tujuannya adalah:
1. Untuk meminimumkan biaya pengankutan dan penanganan
2. Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan
3. Untuk mendapatkan penggunaan ruang secara efisien.
Layout Fasilitas Produksi
Layout dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Process Layout, merupakan penyusunan fasilitas produksi dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu.
2. Product Layout, merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan produck layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat barikut:
a. Penyediaan material yang ajeg.
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen dapat saling ditukarkan.

PEREKONOMIAN INDONESIA

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta karena berkat rahmat hidayah-Nya  saya dapat menyusun paper Perekonomian Indonesia.
Perlu diketahui bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang memenuhi kebutuhanya dengan sumber daya yang terbatas yang dipergunakan secara optimal. . Keberadaan ilmu ekonomi memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Paper ini menjelaskan tentang masalah inflasi yang ditandai dengan meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok saat menjelang Hari Raya Idul Fitri
Saya menyadari bahwa keterbatasan kemampuan yang saya miliki menjadi suatu kekurangan dalam penyusunan paper ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan paper ini.
Demikian kata pengantar dari saya semoga paper ini bermanfaat bagi para pembacanya khususnya bagi saya sendiri.
Penulis





BAB I
LATAR BELAKANG

Bagi sebagian besar anggota masyarakat inflasi adalah sesuatu yang sering kita hadapi. Ketika kita ke pasar dan merasakan kenaikan harga kemarin dan hari ini, maka itulah yang disebut inflasi. Kita juga menyadari kehadiran inflasi pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri dimana harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan dari biasanya.
Pada masa orde baru kemajuan ekonomi yang berhasil dicapai oleh pemerintah adalah dapat menekan laju inflasi sebesar 650%. Namun pada era 1990-an akhir, Indonesia menghadapi kondisi perkonomian yang cukup pelik. Situasi ini ditujukan oleh nilai mata uang dalam negeri yang merosot, nilai ekspor yang menurun, dan melonjaknya harga barang-barang yang langsung di rasakan masyarakat.
Latar belakang gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 dikarenakan harga kebutuhan pokok (sembako) yang melejit tinggi. Keadaan ekonomi pada masa itu amat buruk salah satu penyebabnya yaitu terjadinya inflasi yang sangat tinggi karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Akan tetapi pada tiga tahun terakhir ini tingkat inflasi di Indonesia tergolong ringan karena masih di bawah 10% setahun. Mungkin bagi golongan masyarakat mampu efek terjadinya inflasi ini tidak menjadi masalah, tetapi bagi masyarakat miskin ini merupakan masalah yang berat, apalagi jika terjadi kenaikan harga sembako.
Tingkat inflasi juga cenderung naik pada saat menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Naiknya harga kebutuhan pokok ini merupakan masalah yang cukup sulit karena sudah menjadi tradisi jika pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri masyarakat mengeluhkan harga-harga sembako yang melejit tinggi dibandingkan biasanya. Maka dari itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju inflasi agar tidak terus-menerus meningkat setiap tahunnya terutama pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.








BAB II
MASALAH DAN LANDASAN TEORI

  • Masalah
Dari uraian di atas timbul masalah mengenai inflasi :
Mengapa pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri harga kebutuhan pokok cenderung naik?
  • Landasan Teori
Teori Inflasi Klasik
Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah uang bertambah lebih cepat dari pertambahan barang maka nilai uang akan merosot dan ini sama dengan kenaikan harga. Jadi menurut Klasik, inflasi berarti terlalu banyak uang beredar atau terlalu banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi maka cara mengatasinya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kredit.
Teori Keynes
Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis). Terjadi perebutan rezeki antar kelompok sosial yang mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan menimbulkan celah inflasi atau inflationary gap. Permintaan yang meningkat menyebabkan harga barang naik dan terjadi inflasi.






BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

a.       Kenaikan Harga Saat Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Memang sudah menjadi tradisi jika setiap menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri selalu diikuti dengan kenaikan harga-harga pokok. Kenaikan harga juga sering disebabkan oleh pelaku pasar. Tidak sedikit pelaku pasar yang menjadikan kondisi banyaknya permintaan atas kebutuhan pokok sebagai kesempatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan akhirnya rakyat miskin yang menjadi korbannya. Namun meskipun setiap menjelang hari raya harga-harga mengalami kenaikan khususnya harga smbako, hal ini tidak menurunkan minat masyarakat untuk membeli barang tersebut. Berikut adalah tingkat inflasi sebelum Hari Raya Idul Fitri dan sesudah Hari Raya Idul Fitri :
  • Pada saat bulan Juli tingkat inflasi sebesar 6.22%.
  • Pada saat memasuki Bulan Ramdhan yang jatuh pada bulan Agustus meningkat menjadi 6.44%.
  • Pada saat Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan September tingkat inflasi menurun menjadi 5.80%.
  • Dan pada bulan Oktober tingkat inflasi menurun menjadi 5.67% (lihat selengkapnya pada lampiran).
Disini jelas terlihat bahwa tingkat inflasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada saat menjelang Bulan Ramadhan. Dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat pada saat menjelang hari raya cenderung meningkat karena sebagian besar masyarakat muslim berbondong-bondong membeli segala keperluan untuk hari raya.. Salah satu produk yang banyak diburu adalah makanan dan pakaian. Penjualan kedua kelompok barang tersebut mencatat pertumbuhan tertinggi di setiap event hari raya. Terbukti bahwa penjualan produk makanan menjelang Idul Fitri tahun 2009 naik 5,2 persen (persen MoM) dari sebelumnya. Sedangkan petumbuhan penjualan pakaian mencapai 36,5 persen. Laporan bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 5 Agustus 2010 mencatat :
  • Kenaikan harga rata-rata beras (kualitas premium) sebesar Rp 8.037 per kilogram, naik 5,74 persen dibandingkan bulan Juni 2010.
  • Kenaikan harga cabe rawit pada Agustus 2010 juga sangat tinggi yaitu mencapai 34,29 persen, harga cabe merah naik 24,73 persen,
  • Harga daging ayam ras naik 11,28 persen, harga telur ayam ras naik 9,97 persen,
  • Dan harga gula pasir naik 1,37 persen.
Beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu signifikan. Kenaikan harga tersebut berhubungan dengan naiknya harga barang menjelang Idul Fitri.
Namun berdasarkan data diatas tingkat inflasi justru menurun setelah hari raya, ini menunjukkan kondisi perekonomian Indonesia mulai stabil karena konsumsi masyarakat setelah hari raya mulai menurun, tidak terjadi lagi lonjakan permintaan yang meningkat tajam dari masyarakat sehingga permintaan dan penawaran pun menjadi stabil.
b.      Penyebab Kenaikan Harga Pada Saat Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Pada dasarnya banyak faktor yang mengakibatkan kenaikan harga diantaranya :
- Permintaan
- Harga Pesaing
- Harga Bahan Baku
- Teknik Produksi
- Dan lain-lain.
Namun apakah faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga-harga pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri? Ini yang menjadi pertanyaan. Inflasi yang terjadi pada saat menjelang raya diduga kuat karena faktor permintaan. Didalam paper ini saya akan membahas bagaimana faktor permintaan mempengaruhi tingkat harga saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Faktor Permintaan
Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat sering disebut dengan inflasi murni. Karena pada saat menjelang hari besar tersebut, kondisi perdagangan semakin bergairah. Promosi produk yang ditawarkan penjual mampu menarik perhatian konsumen. Dan tidak sedikit pusat perbelanjaan yang memberikan diskon hingga 75% hanya untuk menarik minat pembeli. Terutama pada malam takbiran sejumlah pusat perbelanjaan menggelar acara belanja tengah malam dengan iming-iming diskon besar-besaran. Sehingga konsumsi masyarakat pun kian meningkat.
Dari sini kita bisa lihat ada kenaikan tingkat konsumsi pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ini sesuai dengan Teori Keynes jika permintaan masyarakat terhadap barang-barang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia akan menimbulkan celah inflasi atau inflationary gap.
Diskon besar pada periode terbatas terbukti efektif menarik pembeli. Dengan harga yang lebih murah, konsumen terdorong memanfaatkannya sebelum insentif potongan harga tersebut berakhir. Apalagi dengan adanya tunjangan hari raya (THR) ini memotivasi mereka untuk lebih berani menggunakan uangnya. Apabila setiap orang yang bekerja menerima THR maka jumlah uang beredar akan menigkat lebih cepat dari pada pertambahan barang, akibatnya nilai uang akan merosot dan ini sama dengan kenaikan harga. Karena berdasarkan Teori Inflasi Klasik tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang beredar.
Tingginya permintaan barang untuk kebutuhan hari raya berpengaruh besar pada pergerakan harga barang. Pola musiman yang sering terjadi adalah naiknya tekanan inflasi pada bulan menjelang Lebaran. Harga kelompok produk makanan cenderung naik lebih tinggi daripada produk nonmakanan. Dalam bulan Ramadhan dan saat Idul Fitri inflasi biasanya disebabkan oleh kenaikan permintaan barang khususnya beras, daging, telur, gula, minyak goreng, dan tepung terigu.
Jika semua masyarakat meningkatkan konsumsinya pada barang-barang tersebut, maka tidak heran jika setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri terjadi kenaikan harga karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Permintaan yang membubung tinggi sementara penyediaan barang mengalami kekurangan akan membuat harga barang tersebut menjadi naik dan timbulnya inflasi.
Ini berarti langkah pertama yang dapat digunakan untuk menekan tingkat inflasi yaitu mengurangi konsumsi masyarakat. Dan seharusnya masyarakat harus menyadari efek dari konsumsi yang berlebihan pada saat menjelang hari raya, namun pada kenyataannya masyarakat cenderung tidak peduli akan kenaikan haga saat menjelang Idul Fitri. Konsumsi masyarakat selalu meningkat saat menjelang hari raya dibandingkan hari-hari biasa. Hal ini yang menyebabkan permintaan akan suatu barang lebih besar dibandingkan penawaran barang, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, dan akan menimbulkan inflasi.
c.       Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga Saat Menjelang Idul Fitri
Pemerintah terus berupaya melakukan langkah untuk menekan harga-harga kebutuhan pokok saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Namun tetap saja program-program ataupun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan hasil yang maksimal. Tradisi kenaikan harga sembako saat menjelang Idul Fitri selalu saja terjadi.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Achmad Suryana menjelaskan mengenai upaya apa saja yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga sembako saat menjelang Idul Fitri diantaranya :
1.      Meminta para pengusaha swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan instansi terkait menyelenggarakan pasar murah sehingga harga-harga kebutuhan pokok bisa terjangkau konsumen, terutama masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin. Misalnya pasar murah daging sapi, daging ayam, telur, gula, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan lainnya. Guna menahan laju kenaikan harga saat menjelang hari raya nanti.
2.      Adanya program Operasi Pasar (OP), sehingga pemerintah daerah dapat melakukan operasi pasar terutama operasi pasar untuk beras jika harga beras melonjak tinggi dan sangat memberatkan konsumen. Ini dilakukan dalam rangka  menangani pengendalian harga pangan pada Bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
3.      Mengimpor berbagai kebutuhan pokok dari negara lain.
4.      Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar sistem produksi dan sistem distribusi pangan tidak terganggu sehingga pasokan akan kebutuhan pokok tidak mengalami pengurangan.
5.      Pembagian jatah beras miskin yang lebih awal, ini bertujuan untuk mengurangi beban penduduk miskin untuk membeli beras saat menjelang hari raya.
6.      Melakukan pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga barang saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pemerintah juga menghimbau konsumen agar membuat stok barang untuk keperluan setelah hari raya sehingga hal tersebut juga bisa menekan kenaikan harga setelah Idul Fitri. Karena sesudah hari raya biasanya harga-harga kebutuhan pokok akan melonjak. Hal itu terjadi karena para pedagang banyak yang sudah pulang ke kampung halamannya atau menutup usahanya. Sementara para petani sayur-mayur pada hari tersebut tidak melakukan panen karena masih merayakan Idul Fitri.





BAB IV
PENUTUP

  • Kesimpulan
Jadi kenaikan harga-harga yang terjadi pada saat menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri itu disebabkan karena konsumsi masyarakat yang meningkat tajam. Sehingga tingkat inflasi pada bulan tersebut pun mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga-harga menjelang hari raya adalah permintaan, karena tingginya permintaan barang untuk kebutuhan hari raya berpengaruh besar pada pergerakan harga barang. Jika semua masyarakat meningkatkan konsumsinya, maka tidak heran jika setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri terjadi kenaikan harga.
Permintaan yang membubung tinggi sementara penyediaan barang mengalami kekurangan akan membuat harga barang tersebut menjadi naik dan timbulnya inflasi. Ini sesuai dengan Teori Keynes jika permintaan masyarakat terhadap barang-barang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia akan menimbulkan celah inflasi atau inflationary gap.
  • Saran
Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masyarakat dan harus melindungi masyarakat dari inflasi. Karena inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat khususnya masyarakat miskin. Dengan terus menaiknya inflasi kesejahteraan masyarakat Indonesia pun kian berkurang. Apalagi saat menjelang Hari Raya Idul Fitri pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi melonjaknya harga-harga sembako dengan memberikan subsidi terhadap harga-harga kebutuhan pokok tersebut.
Dan pada dasarnya kenaikan harga seperti ini seharusnya bisa diantisipasi karena keadaan ini telah berlangsung berulang-ulang disetiap tahunnya. Pemerintah seharusnya bisa mengambil berbagai langkah-langkah taktis dari kondisi ini. Seperti penyediaan stok kebutuhan pokok yang memadai sehingga meminimalisir adanya kenaikan harga barang yang dikarenakan kelangkaan barang di pasaran. Kontrol pemerintah khususnya dari Departemen Perdagangan atas harga kebutuhan pokok dipasaran menjadi langkah antisipasi yang sangat penting untuk mencegah hal ini terjadi.



LAMPIRAN

Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2010
Bulan TahunTingkat Inflasi
Februari 20116.84 %
Januari 20117.02 %
Desember 20106.96 %
November 20106.33 %
Oktober 20105.67 %
September 20105.80 %
Agustus 20106.44 %
Juli 20106.22 %
Juni 20105.05 %
Mei 20104.16 %
April 20103.91 %
Maret 20103.43 %
Februari 20103.81 %
Januari 20103.72 %






DAFTAR PUSTAKA

2. Wahyu, Adji dan Suwerli. Ekonomi Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007